Saturday, April 19, 2014

Menulis Lagi [Hasrat Hati yang Tertunda]


Telah lama jari-jari ini tidak lagi bergerak lancar di keyboard untuk menuaikan pikiran dan apa yang aku rasakan dalam bentuk tulisan. Mungkin akan terasa berbeda saat aku kembali menekuni hobi yang lama ku tinggalkan. Malam ini, malam minggu, disekitarku ada suara bising-bising anak-anak bermain game. Tapi itu terabaikan. Hatiku jauh lebih damai. Ingin selalu aku berucap subhanallah untuk perasaan yang indah ini. Perasaan yang hadir karenaMu Allahku. Kemaren terasa air mata mengalir deras. Bukan untuk sebuah penyesalan. Tapi untuk sebuah keterlambatan hatiku. Kenapa tidak dari dulu bentuk kenyamanan dan ketentraman ini aku rasakan? Rasanya ingin menangis.. Subhanallah... Dan akhirnya tidaklah air mata ini mampu ku redam lagi. Indah ya Rabb... Indah ya Allah... Sebuah kedekatan
hati ini padaMu... Sebuah keterikatan hatiku padamu ya Allah. Biarkan ku nikmati rasa ini dan ku sadari, dengan cintaku kepadaMu ku paham bagaimana hatiku juga mampu merasakan sayang kepada saudari-saudariku seiman. Allahu Rabbi... Indah... Subhanallah...

Hari ini memang ku habiskan hanya untuk silaturrahmi. Silaturrahmi untuk mendekatkan hatiku padamu saudariku. Begitu juga tentang cerita tadi. Aku telah memilihmu. Memilihmu untuk tempatku berbagi. Mungkin ku biarkan saja saat kau membuka lemariku seperti kebanyakan orang-orang yang hadir dalam kehidupanku dan setelah itu menjadi dekat. Engkau tahu saudariku. Hanya kau yang melihat lemari itu berantakan karena persis ketika kau datang, hati ini tengah berantakan. Aku berusaha menyusun. Menyusun menjadi hati yang utuh kembali. Semoga dengan hadirnya engkau dan diterimanya dirimu dihatiku. Hatiku bisa kembali utuh. Cerita tadi, hanyalah secuil cerita tentang kisah yang telah ku lewati. Hanya secuil yang mampu membuat air mataku mengalir dan kau pun tak membiarkanku sendiri. Ku rasakan genggaman tanganmu itu dan pelukanmu. Maafkan jika terlalu lama untukku bisa berbagi. Karena sulit untukku bisa kembali menerima. Karena ada kisah yang memang membuatku menjadi berbeda. Kau menangkan hatiku. Ku akan kasihkan dan cintaimu karenaNya juga. Selalu ku ingat, saat kau berkata "Uhibbukifillah" untukku. Sangat terasa menyentuh hatiku. Adakah kau tahu? Air mataku ketika itu mengalir. Karena ku rasakan ketulusan hatimu.

Terimakasih untuk hari ini saudariku. Terimakasih untuk sebuah pertanyaan yang tak bosan darimu. Terimakasih juga buat pekanya hatimu. Hingga kau sendiri mampu mengetuk pintu hatiku. Dan aku membuka pintu itu. Dan ku ucapkan selamat datang dalam hatiku. Semoga kita akan tetap bersama karenaNya. Karena Allah. Karena cintaku juga karenaNya.
Subhanallah...
Semoga tulisan ini menjadi awal yang baik...
Untuk sebuah tulisan yang baik...
Untuk sebuah tulisan yang akan menyentuh

0 comments:

Post a Comment