Sunday, February 19, 2012

Mari Buka Lembaran Baru


Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم
Sahabatku, izinkan aku kembali menyapa, walau aku tak sempat melihat bagaimana raut wajah yang tergambar saat tulisan ini dibaca.
Aku berharap yang terbaik untuk sahabat semua, terbaik dari Allah SWT, Tuhan kita yang satu.

Tidak tahu mengapa sahabat, aku tiada dapat menahan butiran air yang keluar dari dua buah mata yang telah diberikan Allah kepadaku. Sedang galau? Bukan. Sedang terenyah? Bukan. Gundah? Bukan. Kehilangan sesuatu? Juga bukan. Sahabat, aku hanya ingat dengan berbagai tindakan yang aku lakukan sebelum hari ini. Aku ingat bagaimana banyak meta dosa yang telah aku ukir dalam kisah-kisahku. Sungguh tidak terhitung coretan-coretan buruk yang ku tulis dalam lembaran perjalan hidupku. Bahkan detik inipun dosa itu masih membayangiku. Tidak terbayang jika nyawa ini disunting saat ini. Tidak terbayang jika hidupku hanya sampai disini. Sedang, tidak ada satu amalpun yang bisa jadi pembela diriku di akhirat nanti.

Aku jadi teringat dengan sebuah kisah hadist bithaqah. Ketika seseorang datang menghadap kepada Allah SWT di hari pembalasan. Dibentangkan dihadapannya 99 lemberan catatan. Bukan catatan kebaikan namun keburukan. Lebih mengerikannya, satu lembar catatan kejelekan panjangnya sejauh pandangan mata. Naudzubillah, banyak sekali! Dia pun mengakuinya dan tidak mengelak dengan dosa yang telah dilakukannya. Lembar demi lembar terbentang, dosa demi dosa terpampang.

Para sahabatku, aku tambah ngeri mengingat kisah itu. Mungkin keadaan pribadi ini sudah seperti itu, penuh dengan bulir-bulir dosa di jiwa. Sahabat, memang sebagai manusia kita tidak pernah terlepas dari dosa, kita tidak pernah terlepas dari berbuat yang keji dan mungkar. Kita menyayangi diri kita namun kenyataannya kita malah menzaliminya. Sahabat, dosa dan semua perbuatan maksiat yang kita lakukan baik secara sengaja atau tidak, rahasia atau terang-terangan adalah perbuatan yang menzalimi diri kita. Mungkin, Sholat tidak sepenuhnya kita laksanakan, masih banyak yang tertinggal dari yang lima waktu. Puasa Ramadhan yang hanya sebulan, boleh jadi hanya setengah yang terpenuhi. Harta kita tidak pernah disedekahkan, bahkan jalan untuk mendapatkannya pun jauh dari yang telah diajarkan agama kita. Kita telah memilih jalan buruk itu, sementara kita tahu bahwa dosa membawa kita kepada kesengsaraan. Sahabat, dosa membawa kita jauh dari wangi Surga.

Sahabatku, sabagai anak, pernahkah kita berpikir? Adakah hak-hak orang tua kita terpenuhi dan kita tunaikan? Kita bahkan masih terlalu sering membantah perkataannya, menyakiti hatinya, atau berkata yang tidak baik/kasar kepadanya. Kita juga sering lupa mendo'akan keduanya seusai sholat.

Sebagai seorang teman atau sahabat kitapun masih terlalu banyak kekurangan. Kita sering tidak memenuhi hak-hak mereka, Tidak memenuhi amanat dan janji kita kepada mereka, malas mengunjungi mereka, bahkan ada diantara kita enggan hanya sekedar menyapa lewat media sms jika telah ada perpisahan dengan sahabatnya. Oh, dunia, telah memisahkan banyak sahabat dengan sahabatnya.

Aih, koq aku malah membahas kesalahan yang seperti itu, aku terbawa emosi diri sahabatku. Tidak tahan dengan pelbagai tindakan yang kebanyakan kita dan aku lakukan. Sungguh jika kalian melihatku sekarang, linangan air mata terus mengalir mengikuti garis wajahku.

Sahabat, jika itu dulu, jika itu beberapa menit yang lalu, maka tidak ada kata terlambat. Jadikan dosa-dosa kita dan kesalahan-kesalahan kita untuk menjadi yang lebih baik ke depannya. Itu adalah lembaran kemarin. Mari kita buka dan isi lembaran baru dengan hal-hal yang mulia. Mari menjadi pribadi bernilai. Isi hari-hari kita dengan amal-amal dan hal yang bermanfaat dan mendatangkan pahala. Ingatlah Allah selalu menyediakan kita lembaran baru yang putih dan tidak ada coretan.

Mengutip dari ulama kita "Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari yang kecil-kecil, dan mulailah saat ini juga"(Aa-Gym)

"Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
(Surat An Nisa : 110)

"Maka barangsiapa bertaubat sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Al-Maidah)

Desain kata~amy
merenung di lembayung senja
19022012

0 comments:

Post a Comment