Saturday, June 22, 2013

[Gokil] Beda

"Mi, bangun...!", suara ibu mengejutkanku.
Ku kucek mataku yang baru saja terbuka.
"Dah jam berapa bu?", tanyaku
Tanpa menunggu jawaban ibu, aku langsung berlari menuju kamar mandi karena jelas ku lihat di jam dinding rumah kami menunjukkan pukul 06.30.
Ibu hanya geleng-geleng kepala melihatku. "Dah dari tadi ibu bangunin", katanya.
Aku berwudhu dulu karena ingin melaksanakan sholat shubuh (masih sah gak ya..??).
Selesai sholat, aku langsung ke kamar mandi lagi. Kali ini untuk mandi. Dengan secepat kilat aku menimba air, menyirami badanku dan menyabuninya. Hampir saja ku lupa menggosok gigi (saking takut telat). Ibu telah mempersiapkan pakaian untuk aku kenakan hari ini, tapi tidak untuk kaus kaki dan sepatu. Biasanya aku akan mengambilnya di tempat yang telah disediakan.

 Selesai mandi langsung ku kenakan baju yang
telah dipersiapkan oleh ibuku. Sepasang baju pramuka lengkap dengan atributnya.
"Ibu, kaus kaki mi mana bu?", tanyaku. "Ambil di tempat biasa", jawab ibu.
Aku langsung menuju ke tempat biasa kaus kaki diletakkan.
Tanpa memperhatikan dengan seksama aku langsung mengenakannya. Aku langsung pamit ke sekolah tanpa sarapan. Ibuku nampak kecewa karena hidangannya kali ini tak kusentuh. "Maaf ibu", aku hampir telat.

Saat itu aku masih duduk di kelas dua SMP, aku termasuk salah satu siswi yang nakal di kelasku. Berkali-kali masuk kasus. Bahkan pernah membuat guruku menangis oleh ulahku yang tak karuan berbicara.

Setelah pamit, aku langsung mengambil sepeda yang biasa ku pakai ke sekolah. Ku kayuh dengan kecepatan yang maksimal menurutku. Tapi kali ini sungguh aneh, orang-orang yang ku lewati melihatku dengan tatapan heran, dan setelah itu ia tertawa. Aku tidak ambil asi, dengan semangat 45 ku kayuh sepedaku.

Upss... ternyata bel baru saja berbunyi. Aku berlari kecil menuju kelasku. Teman-teman yang ku dahului berbisik-bisik di belakang. Lalu mereka tertawa. Aku yang memang anaknya cuek tidak peduli dengan mereka.

Tiba di lokal, Alhamdulillah ternyata guruku belum masuk.

Anak-anak di lokalku sibuk dengan urusan mereka, mengerjakan PR, tapi tidak dengan aku. Begitu santai.

"Assalamu'alaikum anak-anak", tiba- tiba guruku masuk.
kami yang terkejut menjawab bersama "Walaikumsalam bu'". Setelah berdoa, ibu guru menyuruh kami mengumpulkan tugas. Dengan santainya aku membuka tasku. Tapi apa yang kulihat. Semuanya buku pelajan kemaren. Astaga. Tak dapat dipungkiri, perasaanku. Badanku langsung panas dingin.

"Siapa yang tidak membuat tugas, berdiri satu kaki di depan sampai habis pelajaran ibu", sahut guruku
Aku yang memang tidak tahu lagi harus gimana langsung berdiri di depan bersama beberapa temanku yang tidak membuat tugas. Kami masih berdiri dengan kedua kaki kami. "Satu kaki", suaranya mulai mengancam kami.
"Iya bu", jawab kami serentak.

Saat aku mengangkat kakiku. Sontak semua teman tertawa.... hahahaha... huhuhuhuhuhu..... hhihhiiii... bahkan ada yang sampai memukul meja. Mereka menunjuk-nunjuk kakiku. Mereka tidak berhenti tertawa, hingga ibu gurupun heran. "Ada apa anak-anak", tanyanya.
"Si Ami buk, si Ami hahhahah", jawab mereka. Ibu gurupun menoleh ke arahku. Dia langsung tertawa, kali ini lebih kuat dari teman-temanku.
Aku semakin heran apalagi teman yang berdiri di depan bersama ku juga ikut tertawa ngakak.
"Mi dah gila ya... hahha... kaus kaki beda warna. hahha", kata temanku
"Ha ha ha,,, si Ami, perlu dibawa ke rumah sakit tu bu..!", lanjut yang lain.
Mendengar itu, aku langsung melihat kakiku... Ya Ampun, kaus kakiku, yang kiri putih, yang kanan hitam.
Langsung aku menunduk dan kelas kami sudah kembali tenang oleh nasehat guruku.
Aku tak habis pikir. Aku hanya bisa menunduk, dan wajahku bisa dibayangkan memerah.

Teng-teng, lonceng di sekolahku berbunyi, pertanda jam pertama habis, Alhamdulillah aku bisa duduk lagi.
Guru jam keduapun masuk.

Guruku membagikan beberapa soal kepada kami minggu lalu, dan sekarang ia meminta kami untuk mengembalikannya. Disinilah kenakalanku kembali datang.
"Anak-anak kemaren soalnya ada enamkan", tanyanya.
"Cuman Lima kok buk", jawabku.
"Iya buk, cuman lima", sambung teman-temanku
Guruku ini termasuk guru yang pendapatnya tidak boleh dibantah.
"Diam semuanya, siapa yang menjawab akan saya ludahi", jawabnya.
Semua teman-teman termasuk aku diam, dalam hati aku ngoceh..."Masak gak percaya sech".
"Kumpulin enam soalnya sekarang", sambil menunggu di meja ibu itu mengabsen kami
tiba-tiba aku yang tidak bisa terima begitu aja, langsung menjawab "Kami cuman ada lima buk".
Sambil berjalan menuju bangkuku, "Sudah saya bilang, jangan ada yang berbicara lagi".
dan...
pueeeh..pueeeeh...pueeeh air ludah ibu itu mengenai jilbab dan bajuku.
dan sekali lagi, pueeeh...ini yang terakhir mengenai wajahku.

Teman-teman tertawa dan ada yang memekik dan bilang issss jijik. Hahahahhahhaha... sahut mereka berbarengan
"Ada lagi yang tertawa dan berbicara akan saya ludahi semua", lanjutnya.
hikshikshiks....suara ketawa temanku. Ibu itu berjalan menuju bangkunya dan kali ini ia lebih parah dari aku, wajah dan rambutnya menjadi korban.
Kebayang gak baunya air ludah itu, teman sebangku ku tutup hidung dan aku kali ini benar-benar tidak bisa memandang wajah teman-temanku.

Mereka masih mentertawakanku hingga jam terakhir habis. Kaus kakiku terpaksa ku buka dan aku tidak berani keluar dari lokal hingga saat lonceng terakhir  berbunyi, aku langsung berlari keparkiran sepeda dan mengayuh dengan tenaga maksimalku sambil menahan aroma tak sedap dari jilbab dan bajuku.

0 comments:

Post a Comment