Friday, February 24, 2012

Sahabat yang Baik


Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم
"Mi, bagiku yang namanya sahabat itu tidak ada lho",seorang teman berkata sambil duduk di dekatku.
"Kenapa?" tanyaku heran.
"Ya, semua yang kuanggap sahabat malah mengkhianati aku"
Ku tatap ia lekat dan ku jawab "Mi akan buktikan klo sahabat itu ada"
Temanku hanya diam, ia tak menjawab lagi pernyataanku

Itu percakapan kami beberapa tahun yang lalu, seorang temanku merasa sahabat itu tidak ada, tapi aku meyakinkannya, tidak dengan ucapan tapi perbuatan, kasih sayang dan perhatian. Sekarang dia tidak lagi memanggilku dengan "Mi", tapi ia memanggilku "sahabat". Alhamdulillah, persepsinya berubah setelah aku berteman dengannya kurang lebih satu tahun. Meski sekarang kami sudah tidak bersama lagi, tapi komunikasi selalu kami jaga. Bersama beberapa sahabatku ketika itu, kami selalu berusaha untuk saling mengisi kekurangan, saling melengkapi satu sama lain, walau kadang hari-hari malah diisi oleh pertengkaran kami, tapi disitulah kami belajar untuk lebih dewasa dan menerima apa adanya seorang sahabat.

Temanku semua, bagiku sahabat itu memang ada, dan kehadirannya aku rasakan, tidak hanya saat kita bahagia, tapi saat kita duka ia juga akan ada. Bagaimana tidak, tanpa mereka aku tidak akan seperti ini, tanpa mereka aku tidak akan sekuat ini, tanpa mereka mungkin aku telah putus asa, tanpa mereka juga mungkin hari ini aku tidak akan menyelesaikan tulisan ini. Sungguh Allah sangat menyayangiku mempertemukan aku dengan
sahabat-sahabatku.


Sahabatku
Bergejolak kalbuku mengenangmu
Berdegup kencang sang pemompa darah
Mengalirkan darah di nadiku yang berdenyut
Ku rasakan relung jiwa menyimpan rindu
Semenjak perpisahan itu

Kau tatap kepergianku
Setelah kita berpelukan hangat
Linangan air di matamu
Tak kuasa aku memandangnya
Aku tertunduk
Takdir memisahkan kita

Kata-katamu masih ku ingat
Masih ku simpan di lembaran kehidupanku
Lagu-lagu kita dulu
Masih sering ku nyanyikan

Hari-hari bersamamu tiada ku lupa
Telah lebih setahun perpisahan ini
Tapi kenangan itu, masih lekat di ingatku

Kini, meski ragaku seakan melayang
Ku titipkan salam rindu pada langit
Pada semilir angin
Agar ia bisikkan di telingamu
Betapa aku ingin hadirmu disisiku

Hanya sepotong syair yang tak berwarna ini yang bisa ku persembahkan buat sahabat-sahabatku yang telah ku tinggalkan hampir lebih satu tahun yang lalu.

Oh ya, kembali ke pembahasan mengenai bagaimana menjadi seorang sahabat. Di dalam persahabatan, kita tidak hanya menjadi objek tapi juga menjadi subjek. Kita tidak hanya berharap sahabat kita begini, tapi kita malah tidak bisa melakukannya...

Teman yang Disayang
Ada yang tau tidak, kenapa kita bisa bertemu? Allah pasti punya rahasia di balik itu semua. Bisa saja karena sama kebutuhan, ketidaksengajaan, kesukarelaan atau mungkin keterpaksaan, seseorang bertemu dengan orang lain. Akhirnya status berubah dari yang tadinya tidak kenal sama sekali sekarang malah terikat dengan yang namanya persahabatan. Kesamaan sifat kita dengan seseorang tanpa kita sadari menumbuhkan rasa sayang di hati kita. Karena rasa sayang itulah kita seringkali rela melakukan apa saja untuknya.

Hak Persahabatan
Rasullullah Saw pernah bersabda "Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaknya merubahnya degnan tangannya, bila tidak mampu dengan lisannya, dan bila tidak mampu maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah keimanan" (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Ibnu Qudamah berkata, "Engkau juga harus mengajari dan menasehati sahabatmu. Kebutuhan sahabatmu terhadap ilmu tidak kalah penting dari kebutuhannya terhadap harta. Jika engkau kaya ilmu maka ajarilah sahabatmu dan bimbinglah dia. Nasihat itu hendaknya engkau sampaikan kepadanya secara sembunyi-sembunyi. Perbedaan antara menghinakan dan memberi nasihat terletak pada cara penyampaian, secara sembunyi-sembunyi atau secara terang-terangan." Dan ini merupakan salah satu hak dari persahabatan.

Mengingatkan karena Sayang
Kalo kita biarkan sahabat kita berbuat yang jahat dan meninggalkan yang buruk, itu namanya bukan sahabat, tapi pengkhianat. Lho, kan solidaritas sesama sahabat? Tidak, tidak ada solidaritas dalam kemaksiatan. Kita akan sama-sama menyesal lho nanti di akhirat. Coba baca firman Allah Swt.
"Kecelakaan besarlah bagiku:kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku)". (Al-Furqan:28)
Bukti kita sayang dengan teman kita adalah menasehatinya jika ia berbuat dosa dan kesalahan, mengingatkan bila ia lupa, mengajaknya kepada berbuat baik, dan melarangnya dari berbuat kemungkaran. Singkatnya kita harus mendakwahi teman kita. Waduh, berat dunk? Memang, tapi disinilah keutamaan dakwah.
Firman Allah swt:
"Siapakan yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah. Mengerjakan amal yang saleh dan berkata :"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Fushilat:33)
Rasullullah Saw bersabda:
"Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka ia memperoleh pahala seperti orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak kesesatan, maka ia mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun: (HR. Muslim)

Bekal Mengingatkan
Jika sahabat kita berbuat kesalahan, kita harus mengingatkannya. Tapi ingat ini harus benar-benar kesalahan, bukan hanya prasangkaan kita belaka. Maka, kita sebagai sahabat sebelum mengingatkan juga harus tahu ilmunya. Mengingatkan tanpa tahu ilmu merupakan suatu kejahilan, mengingatkan seperti ini tentunya akan merusak, bukannya membangun. Hal ini tentu saja tidak boleh kita lakuakan
So, harus punya ilmu dulu.
Allah Swt berfirman:
"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan batahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (An-Nahl:125)

Sabar
Saat kita mengajak sahabat kita untuk berbuat baik dan meninggalkan maksiat, kita tu kudu sabar lho. Karena yang namanya kebaikan tak akan pernah lepas dari yang namanya gangguan. Tantangan akan selalu ada jika kita berbuat untuk kebaikan. Jangan pernah berhenti mengingatkan sahabat-sahabat kita, meski banyak batu sandungan yang kamu hadapi. Tapi istiqomahlah selalu.
Allah Swt berfirman"
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar." (Fushilat:34-35)

Doakan
Rasullullah Saw pernah bersabda. "Doa seoarang muslim bagi saudaranya yang tidak hadir itu dipenuhi. Di sisi kepalanya ada seorang malaikat yang ditugaskan. Ketika ia berdoa kebaikan untuk saudaranya maka malaikat ditugaskan itu mengatakan padanya, "aamiin". Dan bagimu seperti itu pula". (HR. Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Mengingatkan sahabat kita adalah tanggung jawab kita, namun ingat segala perubahan yang terjadi padanya adalah kehendak Allah Swt. Karena Allah lah yang menguasai hati seorang hamba. Maka ikutilah segala usaha kita dengan mendo'akan sahabat kita. Semoga Allah memberi petunjuk kepada sahabat kita yang melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.

Semoga kita bisa menjadi sahabat yang baik untuk sahabat-sahabat kita dan Allah menaungi persahabatan kita dengan naungan cintaNya. Aamiin

Rahmi Putri~Amy
menjelang siang  di gubukku 25022012
Terinspirasi oleh Elfata no.1/2004 dengan judul Cinta dan Benci karena Allah

2 comments: