![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib1nDDuFDyKvrRi1WZWp-KPP7TSwRJlG5llEmDelVj7Pwvyp1ND8FzYrlWZQT0bN79PV2yh2hOgg4RPCgc6Vzc8UWn-KaZio7Owi43E9Go3J-tGlLk00FkzK33oWevoCxr-fyqNSWUnjeG/s1600/images.jpg)
Persis seperti ketika mendapatkan durian runtuh, ketika sudah di dapatkan, bingung ingin melakukan apa. Kebiasaan baik yang selama ini sering ku lakukan, justru sekarang sering ku tinggalkan. Terlalu lama terbuai dalam aktivitas dunia, membuat hidupku terasa kosong. Aku seperti bergerak mundur meninggalkan hal-hal yang baik, melangkah ke masa-masa kelam yang meruntuhkan kamar kesabaranku. Inilah realita perasaan yang ku alami. Seharusnya ku dengarkan sekian banyak nasehat di sekelilingku. Betapa sahabat-sahabatku ada ketika ku tengah terluka.
Rasa malas itu sering mendera. Kewajibanku terabaikan dan aku menumpuk dosa. Dosa yang membuatku tertekan dan semakin jauh dariNya. Aku tahu, aku sering meninggalkanNya. Tidaklah yang tampak pada diriku adalah seperti yang kelihatan hanya karena Allah menutupi setiap aib yang ada padaku. Jika saja aib itu kelihatan, tak ada lagi kebaikan yang akan nampak. Masya Allah... Diri ini bermandikan