seperti itulah rasanya kini hatiku
Semoga kau pahami bahwa daun yang jatuh tak pernah membenci angin pun badai
Pun langit tak jua benci pada awan yang tutupi birunya nan indah malah kadang bersanding membentuk rupa yang bermakna
Apatah lagi aku tak berhak memelihara benci karena aku hanyalah sekumpulan daging dan tulang dari setetes mani yang hina pun engkau dan jua mereka yang kelak akan kembali menjadi asal; tanah
dan segenap laku tingkah kita, ucap kita, ataupun satu huruf goresan pena mesti dipertanggungjawabkan
adakah dibayang kita? pun daun yang jatuh tak lepas dari kuasaNya apatah jua luka pada